Friday 9 July 2010

BJ Habibie, Si Jenius yang Terbang Tinggi

Anda orang Indonesia? Bila iya, apa yang menjadi kebanggaan Anda sebagai warga negara Indonesia? Mungkin akan sedikit bingung untuk menjawabnya. Banyak yang berkata negeri ini melimpah akan kekayaan alam, termasuk pendapat yang menyebut orang Indonesia dikenal ramah.


Tapi nyatanya ada pula sebagian orang yang kesal dengan bangsa ini utamanya pemerintah. Persoalan korupsi, kesejahteraan yang timpang dan kinerja pemerintah yang kerap disebut "pas-pas-an" kian menjadi cibiran masyarakat.

Kendati begitu, kita patut berbangga dengan Indonesia. Prestasi sejumlah anak bangsa di kancah Internasional buktinya. Sebut saja, Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal BJ Habibie. Presiden RI ke-3 ini punya prestasi gemilang di bidang transportasi yakni pesawat udara.

BJ Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936. Anak ke-4 dari delapan bersaudara ini memulai bangku kuliahnya di Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia kemudian melanjutkan pendidikannya ke Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule – Jerman pada 1955.

Tahun 1965, Habibie menyelesaikan studi S-3nya dan mendapat gelar Doktor Ingenieur (Doktor Teknik) dengan indeks prestasi summa cum laude. Selepas itu, Habibie bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm atau MBB Hamburg, sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang (1965-1969) dan kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat terbang komersial dan militer di MBB (1969-1973).

Kembali ke Indonesia, Habibie pun menyumbangkan ilmu yang dimiliki untuk kemajuan teknologi bangsa ini. Berdasarkan data dari sejumlah artikel media massa, Habibie mendirikan PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) pada 11 Oktober 1985. IPTN kemudian diresktrukturisasi menjadi PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

Habibie dalam skala internasional terlibat dalam berbagai proyek desain dan konstruksi pesawat terbang seperti Fokker F 28, Transall C-130 (militer transport), Hansa Jet 320 (jet eksekutif), Air Bus A-300, pesawat transport DO-31 (pesawat dangn teknologi mendarat dan lepas landas secara vertikal), CN-235, dan CN-250 (pesawat dengan teknologi fly-by-wire). Selain itu, Habibie secara tidak langsung ikut terlibat dalam proyek perhitungan dan desain Helikopter Jenis BO-105, pesawat tempur multi function, beberapa peluru kendali dan satelit.

Kejeniusan Habibie juga dibuktikan ketika menemukan teori-yang disebut dunia internasional sebagai teori-krack progression. Teori ini menemukan perhitungan titik rawan kelelahan badan pesawat.

Titik rawan kelelahan ini biasanya pada sambungan antara sayap dan badan pesawat terbang atau antara sayap dan dudukan mesin. Elemen inilah yang mengalami guncangan keras dan terus-menerus, baik ketika tubuhnya lepas landas maupun mendarat.

Ketika menyentuh landasan, sambungan antara sayap dan badan pesawat terbang atau antara

Monday 5 July 2010

Pendidikan Cinta

Oleh : M. Syafiq Syeirozi

Oh Tuhanku, jika aku menyembah-Mu karena takut akan neraka bakarlah aku di neraka, dan jika aku menyembah-Mu karena mengharapkan surga buanglah aku dari sana. Tetapi jika aku menyembah-Mu karena Engkau semata maka jangan tolak aku dari kecantikan abadi-Mu (Rabi’ah al Adawiyah).
Semenjak pertama kali menghirup udara dunia, oleh kedua orang tuanya, pendidikan agama mulai diajarkan kepada si jabang bayi. Dalam Islam, janin yang baru lahir dari rahim ibu dianjurkan segera dilantunkan adzan pada telinga kanannya dan iqomat pada telinga kirinya.
Kalimat adzan diawali dengan kalimat-kalimat pengagungan kepada Allah, kemudian dikuti dengan persaksian bahwa tiada Tuhan selain Dia dan Muhammad adalah utusan-Nya, dan seterusnya ajakan menuju penyembahan kepada-Nya demi meraih kebahagiaan abadi. Semuanya merupakan pendidikan agama paling dini.
Ajaran “tiada Tuhan selain Dia” merupakan peniscayaan bahwa tiada zat yang berhak dita’ati dan diagungkan kecuali Dia. Konsekuensinya, segala ragam bentuk dan cara ibadah adalah media penghambaan makhluk untuk meraih ridha Sang Khaliq, bukan sekadar menuntut pahala dan menghindari siksa-Nya. Tatkala dua sejoli saling mencintai sepenuh hati, maka apa pun tindakan (kebaikan) pasangannya adalah bagus dan benar. Begitupun “pandangan” Tuhan terhadap makhluq yang Ia ridhai tentunya.

Peran Transformasi Teknologi Pada Perguruan Tinggi dalam Melahirkan Teknopreneurship Muda Yang Handal


Kehidupan manusia di era globalisasi seperti sekarang ini menyebabkan manusia tidak akan bisa lepas dari kebutuhan akan informasi. perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technoogi) semakin meluas dan menyentuh hampir setiap aktivitas manusia. hal ini karena teknologi informasi telah memberikan kemanfaatan yang sangat berarti dalam perkembangan kehidupan manusia di dalam segala segi aktivitasnya. Kemajuan yang dicapai diawali  dengan riset dan temuan-temuan baru dalam bidang teknologi informasi yang kemudian dikembangkan sedemikian rupa sehingga memberikan keuntungan bagi pencitpanya. Fenomena perkembangan bisnis dalam bidang Teknologi informasi diawali dari ide-ide kreatif  di beberapa pusat riset (Kebanyakan di Perguruan Tinggi). Penggagas  ide kreator produk dalam bidang Teknologi ini seiring disebut  dengan nama TEKNOPRENEUR. Saat membaca kata technopreneour kemungkinan besar pikiran kita akan tertuju pada dua hal, teknologi dan enterepreneurship atau kewirausahaan.
Teknopreneur memang didefinisikan sebagai entrepreneur yang mengoptimalkan segenap potensi teknologi yang ada sebagai basis pengembangan bisnis yang dijalankan. Karena mereka mampu menggabungkan antara ilmu pengetahuan yang dimiliki melalui kreasi/ide produk yang diciptakan dengan kemampuan berwirausaha melalui penjualan produk yang dihasilkan di pasaran. Jadi, TEKNOPRENEUR itu sendiri merupakan gabungan dari TEKNLOGI dengan KEWIRAUSAHAAN. Saat ini perkembangan bisnis dalam bidang teknologi sebagian besar dikarenakan karena terjadi sinergi antara pemilik ide kreatif (teknopreneur) yang dikembangkan di berbagai pusat riset (Perguruan Tinggi) dengan penyedia modal yang akan digunakan dalam berbisnis. Hubungan antara 3 (tiga) unsur ini yang kemudian mendorong berkembangnya bisnis teknologi yang ada dibeberapa negara, misalnya di Sillicon Valley - Amerika Serikat, Bangalore - India dan beberapa negara lainnya. Untuk Indonesia mulai dikembangkan berbagai pusat inkubater bisnis dalam bidang teknologi di beberapa perguruan tinggi dan telah memberikan hasil positif.

 

ARLENK Copyright © 2009 Community is Designed by Bie